pagi ini di sudut kota,
tak terasa lagi segarnya udara pagi seperti biasa
yang ada hanya warna putih dan abu-abu membalut angkasa
tak tampak lagi matahari pagi dengan sinarnya
sebab wajahnya telah tertutup kabut yang tak biasa
pagi ini di sudut kota,
yang ada hanya suara parau karena asap menyesakkan dada
klinik hingga rumah sakit pun dipenuhi oleh balita hingga manula
suara batuk gematuk bersahutan di mana-mana
melengkapi irama kota yang melara karena penghuninya yang merana
pagi ini di sudut kota,
banyak tanya yang tak terjawab dengan rasa
semua saling menuding ini salah siapa…
rakyat kecil yang membakar gulma di lahan yang hanya sejengkal dua?
pengusaha yang membumihanguskan separuh belantara?
atau pemerintah yang memberikan ijin dan kredit lunak kepada para pengusaha perkebunan raksasa?
jambi, 13092011
Apakah masih terjadi kebakaran?,,
sepertinya masih cak, sebab asapnya malah tambah parah aja dari hari ke hari.
wah wah, turut prihatin mas Di…
@KUR, terimakasih atas perhatiannya ya…
pasti ada hikmah dibalik peristiwa..!
sm0ga yg terkena tabah ya n abng juga
@naluri, makasih dek…
kunjungan dan komentar balik gan
sekalian tukaran link
salam persahabatan
terimakasih atas kunjungannya gan…
salam persahabatan.
Reblogged this on DIPOE and commented:
melawan asap
Hai…salam kenal! mas minta izin menggunakan puisi ini sebagai model puisi yang mo diajarkan kpda siswa2 di kota ku yaa…kalau boleh, mohon kontak k email saya marinibudiarti42@gmail.com
Silahkan mbak, silahkan diambil sekiranya berguna, salam buat murid muridnya ya mbak, salam kenal buat mbaknya juga 🙂