kabut asap dikotaku #2

pagi ini di sudut kota,

tak terasa lagi segarnya udara pagi seperti biasa

yang ada hanya warna putih dan abu-abu membalut angkasa

tak tampak lagi matahari pagi dengan sinarnya

sebab wajahnya telah tertutup kabut yang tak biasa

pagi ini di sudut kota,

yang ada hanya suara parau karena asap menyesakkan dada

klinik hingga rumah sakit pun dipenuhi oleh balita hingga manula

suara batuk gematuk bersahutan di mana-mana

melengkapi irama kota yang melara karena penghuninya yang merana

pagi ini di sudut kota,

banyak tanya yang tak terjawab dengan rasa

semua saling menuding ini salah siapa…

rakyat kecil yang membakar gulma di lahan yang hanya sejengkal dua?

pengusaha yang membumihanguskan separuh belantara?

atau pemerintah yang memberikan ijin dan kredit lunak kepada para pengusaha perkebunan raksasa?

jambi, 13092011

puisi untuk istriku #2

kekasihku….

katakanlah padaku segala resahmu

katakanlah padaku segala apa yang membuatmu me-lara pilu

meski selalu saja ada yang ranggas dari harapan-harapan itu

akan kuusahakan segala yang terbaik untukmu

agar tak ada resah di parasmu

dan punah lara juga pilu di hatimu

melankoli

melankoli, pergilah menjauh dariku

jangan usik sepiku dengan gambaran-gambaran kisah yang lalu

jangan goda jenuhku tuk menjumputi remah-remah asmara di alur waktu

melankoli, pergilah menjauh dariku

jika kupeluk kau suatu ketika, itu hanya karena rindu yang terlalu

jika kukulum pun kau tiba-tiba, itu hanya untuk menuntaskan puisi baru

melankoli, pergilah menjauh dariku

R

puisi untuk istriku…

malam sudah larut sayang,

tidakkah kau lelah merias bulan dan menata bintang-bintang?

mari, rebahlah didadaku sekarang

kita nikmati tengah malam ini sebelum mentari datang

karena bila mentari nanti membentang siang

kita akan kehilangan waktu untuk terbang di awang-awang

sebab kita harus berkejaran dengan bayang-bayang

untuk menantang segala aral yang melintang

agar tercapai semua asa dengan gemilang

aku heran

aku heran melihat realita

ketika kawan mengira aku lawannya

serta sahabat mengira aku musuhnya

dan saudara mengira aku orang lain baginya

aku heran melihat realita

ketika lawan dianggapnya kawannya

serta musuh dianggapnya sahabatnya

dan orang lain dianggapnya saudaranya

aku heran melihat realita

aku heran melihat mereka saling tipu, menipu, dan tertipu dalam hidupnya….

SELAMAT HARI LEBARAN

setelah sebulan berpuasa meredam segala godaan

melawan nafsu menahan lapar dahaga dan segala cobaan

tibalah kini saatnya merayakan kemenangan

kemenangan atas takluknya segala keduniawian

mari kawan bersalam-salaman bermaaf-maafan

agar suci hati menyambut kemenangan

mari kawan lupakan khilaf dan kesalahan

agar nyaman hari-hari dalam kedamaian

hanya inilah kawan yang bisa kulakukan karena tak ada yang bisa kuberikan

hanya inilah kawan yang bisa kuucapkan walau hanya lewat tulisan

selamat hari raya Idul Fitri, selamat hari lebaran…

MINAL AIDIN WAL FAIDZIN

mohon maaf lahir dan batin…

kabut asap di kotaku

dimanakah hutan yang dulu hijau?

 

dimanakah langit yang dulu biru?

 

tak ada lagi tampak selain abu-abu

 

sebab hutan telah ditebang dan dibakar untuk lahan baru

 

hingga udara tertutup kabut asap berbau kayu

 

yang membuat hutan menjadi penuh abu

 

yang mambuat langit menjadi kelabu

 

hingga matahari pun bagai murung lesu

 

dan bulan pun bagai tertutup debu

 

 

cinta maya

kau bisa membuatku gila, katamu suatu ketika

ah…aku bahkan tak mengenalmu selain foto dan nama yang belum tentu sebenarnya

sebab perkenalan kita pun tak disengaja dan hanya di dunia maya

tapi setiap hari telingaku harus menempel di telepon untuk menjawab setiap kata yang kau tanya

entah apa kabarku atau sedang apa bahkan sudah mandi atau tadi makan apa

hingga malam ini di ujung telepon kau nyanyikan untukku sebuah lagu yang katamu kau suka

dan aku pun tiba-tiba merasa ada yang tak wajar diantara kita

ah…adakah rasa yang nyata di dunia maya?